Seorang
kolektor benda antik sedang menyusuri toko-toko di sepanjang jalan kota Roma
yang hening. Ia terlihat diam, tapi jika dipandang lebih dekat, bola matanya
memancarkan sorotan tajam tanda bahwa ia benar-benar konsentrasi melihat dan
mencari benda yang akan dibawanya pulang.
Sang
kolektor berhenti sejenak di depan toko di ujung jalan. Senyumnya nampak
merekah, matanya berbinar-binar, tenaganya seakan kembali pulih meskipun sudah
seharian menyusuri kota ini. Ia melangkah pasti ke arah toko itu, dan
“Kreeek….” Suara pintu yang sudah tua itu pun membangunkan seisi ruangan. Sang
pemilik toko yang sudah beruban membenarkan sedikit posisi kacamata bulatnya
tanpa berucap sepatah katapun.
Disisi
lain,
Deretan
guci bergumam riang melihat ada pembeli datang. Mereka saling memberikan senyum
termanis, bahkan ada yang mengerdipkan mata berkali-kali untuk menarik
perhatian sang pembeli. Mereka saling beradu genit untuk dipilih, maklum sudah
terlampau lama mereka berada di tempat lembap itu bahkan terlampau bosan hanya
memandang bapak tua yang selalu menguap di kursi goyang kesayangannya. Ketika
ada pemuda manis datang, mereka beranggapan bahwa itulah sang penyelamat yang
akan membawa mereka ke surga, yaitu kehidupan manis setelah kehidupan di toko
ini.
Dua
bola mata tajam itu berhenti di sebuah meja persegi panjang warna hitam. Di
atasnya berdiri dua guci yang menawan. Cukup lama sang pembeli melempar
pandangan pada guci satu ke guci yang satunya sambil mengelus-elus lembut.
Tampaknya ia mengalami kegalauan memilih salah satu dari kedua guci tersebut.
sang pemilik toko beranjak dari kursi goyangnya dan menghampiri sang pembeli.
Sambil tersenyum pelit ia bergumam “ehem…tampaknya selera Anda tinggi juga, dua
guci ini memang guci terbaik yang saya miliki. Anda akan sangat beruntung bila
bisa membawa pulang keduanya”.
Lama
sang pembeli diam, lalu baru menjawab “Saya mencari guci yang akan saya
letakkan di tempat spesial di ruang tamu. Tapi sayangnya rumah saya sudah penuh
dengan barang2 antik, dan hanya ada satu tempat tersisa yang cocok untuk
meletakkan satu guci. Itulah kenapa saya bingung memilih satu diantara dua guci
ini”.
Sambil
mendekat, sang pemilik toko berucap “masing-masing guci memiliki karakter
tersendiri dan memiliki keindahan tersendiri pula, coba Anda lihat lebih dekat
lagi dan rasakan hembusan nafas guci-guci itu. Manakah yang lebih bisa membuat
Anda nyaman.”
Lalu
sang pembeli mengikuti saran sang pemilik toko. Ia mendekat ke satu guci sambil
menutup mata dan merasakan hembusan nafasnya. Kemudian ia beranjak ke guci
lainnya untuk melakukan hal yang sama. Setelah itu sang pembeli menarik nafas
dalam-dalam dan menggelengkan kepalanya. Dengan nada bimbang sang pembeli
menjawab, “kedua guci ini benar-benar istimewa, saya bingung memilihnya.
Hembusan nafas keduanya mampu membuat perasaan saya nyaman. Tapi bagaimanapun
juga saya harus memiih.” Dengan mengangkat tangan berat, sang pembeli menunjuk
salah satu guci. “baiklah, saya akan segera mengepack.nya.” kata sang pemilik
toko sambil mengangkat guci yang telah ditunjuk dan kemudian berlalu.
Sang
pembeli melangkah ke arah kasir, tapi sejurus kemudian ia berhenti dan
membalikkan badan. Ia kembali mengamati guci yang tak jadi dipilihnya. Ada
perasaan berat dan sedih saat meninggalkan guci itu. “barangnya mau dikirim
atau langsung dibawa Sir?” suara berat sang pemilik toko membangunkan
kesedihannya. “oh langsung saya bawa saja Sir, kebetulan saya membawa kendaraan
pribadi”.
================
Sang
pemuda itu memutar lagu klasik di dalam mobil jazznya sambil mengendarai pelan-pelan. Di celah kardus yang
membungkusnya, guci diam-diam memandangi sang pemuda sambil tersenyum bahagia.
Entah apa yang terjadi, saat itu juga guci mulai menyukai dan menyayangi sang
pemuda. Ia tak pernah sebahagia ini, hingga tak salah jika ia menganggap bahwa inilah
surga.
Sesampainya
mereka di rumah, tak henti-hentinya sang pemuda bersenandung dan guci tertawa
kecil seolah mengikuti gerakan bibir sang pemuda. Dengan hati-hati sang pemuda
membuka kardus pembungkus guci, mengangkat guci, dan membelainya lembut. Waaaah
guci bagaikan melayang-layang di awan terlampau senangnya. Digendongnya guci
tersebut kemudian diletakkan di meja bundar tidak terlalu besar dan banyak
ukiran indah dipinggiran serta di kaki-kaki meja. Dalam hati guci menyerua “great, inilah singgasana kebesaranku
mulai saat ini. Kehidupan surga akan segera dimulai bersama sang pemuda manis
pujaan hati.” Serunya sambil tersipu malu-malu.
Surga
yang diharapkan guci benar-benar terwujud. Setiap hari sang pemuda mengajaknya
berbincang-bincang, bercanda, bernyanyi, sambil membelainya lembut. Hari demi
hari, bulan demi bulan, dan tahun pun berlalu, senada dengan perasaan guci yang
semakin menyayangi dan jatuh cinta pada sang pemuda kolektor benda antik
tersebut.
================
Beberapa
tahun berlalu, entah guci yang merasa terlalu sensitif apa memang seperti
inilah kenyataan. Sang pemuda tak lagi memiliki waktu untuknya. Hanya sesekali
ia melewati ruang tamu dan melirik guci. Pada saat itu guci hanya menyangka
jika sang pemuda lagi sibuk dengan pekerjaannya. Meskipun sedih, sebisa mungkin
guci tetap memberikan senyuman termanisnya berharap sang pemuda melihat
kemudian menghampirinya. Waktu semakin berlalu, nampaknya guci hampir putus asa
dan ingin mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi dengan pemuda manis itu.
Hingga
suatu hari bel berbunyi “ting tong ting tong, Assalamualaikum…” sang pemuda
berlari kecil menuju pintu. Raut wajahnya memancarkan kecemasan dan rasa ingin
tau. Dengan sigap sang pemuda mempersilahkan tamu lelaki berpostur tinggi
ceking dan berkulit gelap itu masuk dan duduk.
Tanpa
basa-basi sang pemuda memulai pembicaraan “Bagaimana? Anda sudah mengetahui
dimana guci itu?” dengan suara seraknya. Sang tamu menjawab “ kemarin saya
mengunjungi toko di pojokan jalan Roma. Guci yang Anda maksud sudah dimiliki
orang lain. Kemudian dari ciri-ciri yang ditunjukkan sang pemilik toko,
nampaknya sang pembeli berasal dari China. Sekarang saya masih dalam proses
melakukan pencarian lagi.” Sang pemuda mulai bersandar pada kursi sambil
menarik nafas panjang. Dari nafasnya sudah bisa ditebak bahwa sang pemuda
lelah, mungkin dia merasa hampir putus asa.
Sementara
itu, guci seakan tersambar petir hingga aliran darahnya mulai berhenti. Ia tak
bisa berkata sepatah pun, perasaannya campur aduk. Tak pernah ada di benaknya
jika yang membuat sang pemuda berubah adalah karena ia mencari keberadaan guci yang
satunya. Guci hanya bisa terdiam lesu dan tak mampu lagi mengangkat kedua ujung
bibirnya. Pijakannya seakan goyah dan ingin rasanya ia menjatuhkan diri dari
meja bundar ini.
Guci
mencoba menengadahkan wajah kembali. Ia sudah bertekad untuk melakukan berbagai
macam cara agar sang pemuda meliriknya kembali. Antara optimis dan egois yang
beda tipis. Dengan mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya, guci mencoba membangun
benteng dan menciptakan keanggunan dirinya untuk menarik perhatian sang pemuda
bagaimana pun caranya.
Waktu
terus berjalan, sedikit demi sedikit optimis yang dimiliki guci pun memudar.
Seiring dengan kondisi sang pemuda yang menjadi lebih kurus dan lesu. Tidak ada
lagi gairah dan pancaran kebahagiaan dari sang pemuda. Bahkan sang pemuda
sering batuk dan sakit.
Entah
kenapa, melihat keadaan sang pemuda yang memprihatinkan, guci seakan merasakan
sakit yang teramat dalam. Jika boleh memilih, guci ingin dialah yang merasakan
sakit asal bisa tetap melihat sang pemuda bahagia. Sekilas guci melihat masa
lalu dan mengutuk dirinya, seandainya dia tidak ada dari dulu, sudah pasti sang
pemuda akan memilih guci yang satunya di toko itu. Dan mungkin saat ini sang
pemuda bisa terus bahagia bersama guci yang satunya. Jika mengingat hal itu,
guci sangat merasa bersalah dan menyalahkan keberadaannya. Sayangnya ia tak
punya kaki untuk melangkah dan kekuatan untuk sekedar menggerakkan dirinya.
Karena ia ingin bergeser hingga jatuh dari meja bundar dan memberikan singgasana
kebesarannya itu pada guci satunya.
By: Indah Tri Utami
14 Januari 2013
Playtech casino | DrMD
BalasHapusThis site is operated by Direx 동해 출장샵 N.V. and is not associated with nor is it endorsed by any professional or collegiate audience. Playtech casino 보령 출장샵 software License: Malta Gaming Authority Rating: 삼척 출장안마 4.3 · 파주 출장샵 1 vote 충청북도 출장샵