Sekedar

Sekedar untuk mengikat ilmu melalui tulisan,
Sekedar untuk mengusir rasa malas,
Sekedar untuk mencoba bermanfaat,
Sekedar untuk mendapatkan ilmu, melalui komentar Anda.

Sabtu, 26 Januari 2013

Apa Itu Tes, Asesmen, Pengukuran, dan Evaluasi???


Hai Sob...
 
Kali ini saya akan membahas tentang apa itu tes, assesmen, pengukuran, dan evaluasi. Saya dulu bingung untuk menjelaskan perbedaannya, dan saya rasa ada juga sobat yang kebingungan seperti saya :-). Namun, dalam proses belajar dan belajar saya dapat menarik kesimpulannya. Ok tanpa banyak bicara, langsung saja.


Tes

     Tes merupakan sebuah instrumen yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat penguasaan atau pemahaman terhadap suatu materi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Tes dapat diberikan sebelum siswa mendapatkan materi (pretest) maupun setelah siswa mendapatkan materi (postest). Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal siswa. Pretest digunakan guru sebagai acuan untuk merencanakan tingkat materi yang harus diberikan kepada siswa nantinya. Misalkan saja hasil pretest siswa sangat rendah, maka sebaiknya guru memberikan materi mulai dari dasar agar siswa memahami konsep dasar materi tersebut. Selain itu pretest juga berguna untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Hal ini bisa dilihat dari selisih hasil postest dan pretest siswa. Semakin besar selisihnya maka tingkat keberhasilan mengajar pun semakin tinggi. Sedangkan postest dapat digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Sesuatu yang menjadi patokan postest adalah standar ketuntasan minimal atau yang biasa disebut SKM.
    Tes dapat berupa pertanyaan, pernyataan, maupun tugas-tugas yang diberikan guru. Tes berupa pertanyaan terdiri dari tes bentuk pilihan ganda, uraian, essay. Apa perbedaan tes uraian dengan essay? Tes essay membutuhkan jawaban singkat dan jelas, kalau uraian biasanya menginginkan jawaban yang panjang dan lengkap. Hehe itu sepengetahuan saya siy. Ok, lanjut tes yang berupa pernyataan. Biasanya ini banyak dijumpai pada tes psikologi dimana seseorang diminta memilih beberapa pernyataan yang sesuai dengan dirinya. Setiap pernyataan memiliki karakteristik penilaian tersendiri sehingga komulasi pernyataan-pernyataan yang telah dipilih sesorang tersebut dapat menggambarkan sikap dan kepribadiannya.


Asesmen

     Asesmen (penilaian) merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi berdasarkan hasil tes yang telah didapat atau sumber yang lainnya sebagai bahan untuk mengambil kesimpulan tentang karakteristik maupun kemampuan siswa. Kesimpulan ini nantinya digunakan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan model/metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan guru, kurikulum, maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
     Penilaian yang saya ketahui ada dua macam, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif  dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Penilaian ini berfungsi untuk memberikan guru umpan balik kepada guru tentang kemajuan pembelajaran. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir bab atau pokok bahasan tertentu. Penilaian ini berfungsi untuk menentukan level kompetensi siswa.

Pengukuran

     Pengukuran merupakan proses merepresentasikan kemampuan atau keterampilan siswa ke dalam bentuk bilangan. Pengukuran terdiri dari dua macam, yaitu tes dan non-tes. Tes seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, hasilnya sudah otomatis berupa bilangan. Sedangkan non-tes merupakan pengumpulan data melalui pengamatan untuk mendapatkan informasi relevan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pengamatan lebih difokuskan pada proses suatu pembelajaran. Pengamatan ini berupa lembar observasi maupun lembar penilaian kinerja siswa.
     Lembar observasi digunakan untuk menilai afektif siswa yaitu sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Nilai sikap yang ada di lembar observasi ini biasanya berupa tingkatan, misalnya kurang baik, baik, baik sekali. Untuk merubahnya menjadi bentuk bilangan diperlukan persepsi untuk menyamakan nilainya, misalnya kurang baik diberi nilai 1, baik diberi nilai 2, baik sekali diberi nilai 3. Indikator sikap yang dinilai biasanya lebih dari satu, sehingga apabila nilai seluruh indikator dijumlahkan kemudian dibagi nilai maksimal dan dikali 100 maka akan didapatkan nilai afektif akhir.
     Lembar penilaian kinerja digunakan untuk menilai kinerja atau kemampuan psikomotorik siswa yaitu keterampilan siswa selama praktikum. Dalam suatu praktikum terdiri dari beberapa indikator keterampilan yang harus dilakukan siswa. Setiap indikator diberikan nilai tersendiri. Nilai kinerja akhir siswa merupakan jumlah dari nilai setiap indikator tersebut. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang penilaian sikap (afektif) dan penilaian kinerja (psikomotorik) tunggu sesi selanjutnya ya Sob.. :-)

Evaluasi

     Evaluasi merupakan pengambilan keputusan atau kesimpulan akhir tentang kemampuan dan keterampilan siswa berdasarkan pada nilai pengukuran yang dibandingkan dengan kriteria tertentu. Kriteria ini dapat ditentukan sebelum proses pengukuran maupun sesudah proses pengukuran. Kriteria yang ditentukan sebelum proses pengukuran dapat berupa kemampuan minimal yang dipersyaratkan yang sifatnya mutlak, misalnya menggunakan kriteria standar ketuntasan minimal (SKM). Penafsiran pengambilan keputusan menggunakan kriteria ini disebut Penafsiran Acuan Patokan atau Penafsiran Acuan Kriteria. Sedangkan kriteria yang ditentukan sesudah proses pengukuran dapat berupa kemampuan rata-rata kelompok yang sifatnya relatif. Penafsiran pengambilan keputusan menggunakan kriteria ini disebut Penafsiran Acuan Norma atau Penafsiran Acuan Relatif.
     Penafsiran Acuan Kriteria dilakukan dengan cara membandingkan setiap nilai siswa dengan standar yang telah ditetapkan. Pada penafsiran acuan kriteria ini mendefinisikan sukses adalah dapat melakukan tugas tertentu atau sekumpulan kompetensi tertentu. Keuntungan penafsiran acuan kriteria ini adalah nilai siswa merupakan cerminan level penguasaan materi. Kelemahan penggunaan acuan kriteria ini adalah apabila cara mengajar guru kurang baik atau cara guru dalam menyampaikan materi kurang bisa tersampaikan ke siswa maka besar kemungkinan siswa kesulitan dalam mengerjakan tes sebagai akibatnya nilai siswa rendah. Sedangkan kriteria atau standar nilai telah ditetapkan secara mutlak, sehingga nilai siswa banyak yang berada di bawah kriteria tersebut.
     Penafsiran Acuan Norma dilakukan dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai siswa lain yang mengambil tes yang sama. Dengan cara ini guru dapat mengetahui distribusi kemampuan siswanya. Keuntungan penafsiran acuan norma ini adalah siswa tidak dirugikan dengan pengajaran yang buruk. Apabila siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai yang rendah disebabkan materi tidak tersampaikan dengan baik, maka siswa masih dapat memperoleh nilai yang layak karena dilihat berdasarkan nilai siswa lain di kelasnya. Kelemahan penggunaan acuan norma ini adalah bahwa kemampuan siswa didasarkan pada kompetisi dalam kelas, tidak mengacu pada seberapa siswa dapat menguasai dan memahami materi, akan tetapi mengacu pada siswa pandai yang akan mendapatkan nilai baik. 

Penulis: Indah Tri Utami 
25 Januari 2013

2 komentar: