Hai Sob...
Kali ini saya akan membahas tentang apa itu tes,
assesmen, pengukuran, dan evaluasi. Saya dulu bingung untuk menjelaskan
perbedaannya, dan saya rasa ada juga sobat yang kebingungan seperti saya :-). Namun, dalam proses belajar dan
belajar saya dapat menarik kesimpulannya. Ok tanpa banyak bicara, langsung
saja.
Tes
Tes
merupakan sebuah instrumen yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat
penguasaan atau pemahaman terhadap suatu materi tertentu sesuai dengan tujuan
pembelajarannya. Tes dapat diberikan sebelum siswa mendapatkan materi (pretest) maupun setelah siswa
mendapatkan materi (postest). Pretest digunakan untuk mengetahui
kemampuan atau pengetahuan awal siswa. Pretest
digunakan guru sebagai acuan untuk merencanakan tingkat materi yang harus
diberikan kepada siswa nantinya. Misalkan saja hasil pretest siswa sangat rendah, maka sebaiknya guru memberikan materi mulai
dari dasar agar siswa memahami konsep dasar materi tersebut. Selain itu pretest juga berguna untuk mengukur
keberhasilan guru dalam mengajar. Hal ini bisa dilihat dari selisih hasil postest dan pretest siswa. Semakin besar selisihnya maka tingkat keberhasilan mengajar
pun semakin tinggi. Sedangkan postest
dapat digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang
telah diberikan. Sesuatu yang menjadi patokan postest adalah standar ketuntasan minimal atau yang biasa disebut
SKM.
Tes dapat berupa pertanyaan, pernyataan, maupun
tugas-tugas yang diberikan guru. Tes berupa pertanyaan terdiri dari tes bentuk
pilihan ganda, uraian, essay. Apa
perbedaan tes uraian dengan essay?
Tes essay membutuhkan jawaban singkat
dan jelas, kalau uraian biasanya menginginkan jawaban yang panjang dan lengkap.
Hehe itu sepengetahuan saya siy. Ok, lanjut tes yang berupa pernyataan.
Biasanya ini banyak dijumpai pada tes psikologi dimana seseorang diminta
memilih beberapa pernyataan yang sesuai dengan dirinya. Setiap pernyataan
memiliki karakteristik penilaian tersendiri sehingga komulasi
pernyataan-pernyataan yang telah dipilih sesorang tersebut dapat menggambarkan
sikap dan kepribadiannya.
Asesmen
Asesmen
(penilaian) merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi berdasarkan hasil
tes yang telah didapat atau sumber yang lainnya sebagai bahan untuk mengambil
kesimpulan tentang karakteristik maupun kemampuan siswa. Kesimpulan ini
nantinya digunakan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan model/metode
pembelajaran yang sebaiknya digunakan guru, kurikulum, maupun
kebijakan-kebijakan sekolah.
Penilaian yang saya ketahui ada dua macam, yaitu
penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan ketika pembelajaran berlangsung.
Penilaian ini berfungsi untuk memberikan guru umpan balik kepada guru tentang
kemajuan pembelajaran. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir bab atau pokok
bahasan tertentu. Penilaian ini berfungsi untuk menentukan level kompetensi
siswa.
Pengukuran
Pengukuran
merupakan proses merepresentasikan kemampuan atau keterampilan siswa ke dalam
bentuk bilangan. Pengukuran terdiri dari dua macam, yaitu tes dan non-tes. Tes
seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, hasilnya sudah otomatis berupa
bilangan. Sedangkan non-tes merupakan pengumpulan data melalui pengamatan untuk
mendapatkan informasi relevan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pengamatan
lebih difokuskan pada proses suatu pembelajaran. Pengamatan ini berupa lembar
observasi maupun lembar penilaian kinerja siswa.
Lembar observasi digunakan untuk menilai afektif
siswa yaitu sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Nilai sikap yang
ada di lembar observasi ini biasanya berupa tingkatan, misalnya kurang baik,
baik, baik sekali. Untuk merubahnya menjadi bentuk bilangan diperlukan persepsi
untuk menyamakan nilainya, misalnya kurang baik diberi nilai 1, baik diberi
nilai 2, baik sekali diberi nilai 3. Indikator sikap yang dinilai biasanya
lebih dari satu, sehingga apabila nilai seluruh indikator dijumlahkan kemudian
dibagi nilai maksimal dan dikali 100 maka akan didapatkan nilai afektif akhir.
Lembar penilaian kinerja digunakan untuk menilai
kinerja atau kemampuan psikomotorik siswa yaitu keterampilan siswa selama
praktikum. Dalam suatu praktikum terdiri dari beberapa indikator keterampilan
yang harus dilakukan siswa. Setiap indikator diberikan nilai tersendiri. Nilai
kinerja akhir siswa merupakan jumlah dari nilai setiap indikator tersebut. Untuk
pembahasan lebih lanjut tentang penilaian sikap (afektif) dan penilaian kinerja
(psikomotorik) tunggu sesi selanjutnya ya Sob.. :-)
Evaluasi
Evaluasi
merupakan pengambilan keputusan atau kesimpulan akhir tentang kemampuan dan
keterampilan siswa berdasarkan pada nilai pengukuran yang dibandingkan dengan
kriteria tertentu. Kriteria ini dapat ditentukan sebelum proses pengukuran
maupun sesudah proses pengukuran. Kriteria yang ditentukan sebelum proses
pengukuran dapat berupa kemampuan minimal yang dipersyaratkan yang sifatnya
mutlak, misalnya menggunakan kriteria standar ketuntasan minimal (SKM). Penafsiran
pengambilan keputusan menggunakan kriteria ini disebut Penafsiran Acuan Patokan
atau Penafsiran Acuan Kriteria. Sedangkan kriteria yang ditentukan sesudah
proses pengukuran dapat berupa kemampuan rata-rata kelompok yang sifatnya
relatif. Penafsiran pengambilan keputusan menggunakan kriteria ini disebut
Penafsiran Acuan Norma atau Penafsiran Acuan Relatif.
Penafsiran Acuan Kriteria dilakukan dengan cara
membandingkan setiap nilai siswa dengan standar yang telah ditetapkan. Pada
penafsiran acuan kriteria ini mendefinisikan sukses adalah dapat melakukan tugas
tertentu atau sekumpulan kompetensi tertentu. Keuntungan penafsiran acuan
kriteria ini adalah nilai siswa merupakan cerminan level penguasaan materi.
Kelemahan penggunaan acuan kriteria ini adalah apabila cara mengajar guru
kurang baik atau cara guru dalam menyampaikan materi kurang bisa tersampaikan
ke siswa maka besar kemungkinan siswa kesulitan dalam mengerjakan tes sebagai
akibatnya nilai siswa rendah. Sedangkan kriteria atau standar nilai telah
ditetapkan secara mutlak, sehingga nilai siswa banyak yang berada di bawah
kriteria tersebut.
Penafsiran Acuan Norma dilakukan dengan cara
membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai siswa lain yang mengambil tes
yang sama. Dengan cara ini guru dapat mengetahui distribusi kemampuan siswanya.
Keuntungan penafsiran acuan norma ini adalah siswa tidak dirugikan dengan
pengajaran yang buruk. Apabila siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai yang
rendah disebabkan materi tidak tersampaikan dengan baik, maka siswa masih dapat
memperoleh nilai yang layak karena dilihat berdasarkan nilai siswa lain di
kelasnya. Kelemahan penggunaan acuan norma ini adalah bahwa kemampuan siswa
didasarkan pada kompetisi dalam kelas, tidak mengacu pada seberapa siswa dapat
menguasai dan memahami materi, akan tetapi mengacu pada siswa pandai yang akan
mendapatkan nilai baik.
Penulis: Indah Tri Utami
25 Januari 2013
trimakasih sangat bermamfaat
BalasHapustrimakasih sangat bermamfaat
BalasHapus